#PTK Matematika SD
Standar
Judul:
Meningkatkan Kemampan Siswa Kelas I Dalam Mengoperasionalkan Penjumlahan Dan pengurangan Pada Mata Pelajaran Matematika Dengan Bantuan Benda Kongkrit.
Meningkatkan Kemampan Siswa Kelas I Dalam Mengoperasionalkan Penjumlahan Dan pengurangan Pada Mata Pelajaran Matematika Dengan Bantuan Benda Kongkrit.
BAB I
PENDAHULUAN
PTK Matematika SD
PENDAHULUAN
PTK Matematika SD
1.1. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menyiapkan diri dalam perananya dimasa akan datang. Pendidikan dilakukan tanpa ada batasan usia, ruang dan waktu yang tidak dimulai atau diakhiri di sekolah, tetapi diawali dalam keluarga dilanjutkan dalam lingkungan sekolah dan diperkaya oleh lingkungan masyarakat, yang hasilnya digunakan untuk membangun kehidupan pribadi agama, masyarakat, keluarga dan negara. Merupakan suatu kenyataan bahwa pemerintah dalam hal ini diwakili lembaga yang bertanggung jawab didalam pelaksanaan pendidikan di Indonesia, akan tetapi pendidikan menjadi tanggung jawab keluarga, sekolah dan masyarakat yang sering disebut dengan Tri Pusat Pendidikan.
Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menyiapkan diri dalam perananya dimasa akan datang. Pendidikan dilakukan tanpa ada batasan usia, ruang dan waktu yang tidak dimulai atau diakhiri di sekolah, tetapi diawali dalam keluarga dilanjutkan dalam lingkungan sekolah dan diperkaya oleh lingkungan masyarakat, yang hasilnya digunakan untuk membangun kehidupan pribadi agama, masyarakat, keluarga dan negara. Merupakan suatu kenyataan bahwa pemerintah dalam hal ini diwakili lembaga yang bertanggung jawab didalam pelaksanaan pendidikan di Indonesia, akan tetapi pendidikan menjadi tanggung jawab keluarga, sekolah dan masyarakat yang sering disebut dengan Tri Pusat Pendidikan.
Salah satu keprihatinan yang dilontarkan banyak kalangan adalah
mengenai rendahnya mutu pendidikan atau Out Put yang dihasilkan oleh
lembaga-lembaga pendidikan formal. Dalam hal ini yang menjadi kambing
hitam adalah guru dan lembaga pendidikan tersebut, orang tua tidak
memandang aspek keluarga dan kondisi lingkungannya. Pada hal lingkungan
keluarga dan masyarakat sekitar sangat menentukan terhadap keberhasilan
pendidikan.
Memasuki Tri bulan pertama tahun 2006-2007, ketika diadakan Ulangan
Tengah Semester mulai tampak timbul suatu masalah. Sewaktu ulangan jatuh
pada mata pelajaran Matematika begitu naskah dibagikan, sebagian siswa
berteriak-teriak memanggil-manggil ibunya, ada yang garuk-garuk kepala,
juga tidak sedikit yang menangis karena merasa tidak bisa mengerjakan.
Akhirnya nilai yang diperoleh oleh sisa kelas I dalam pelajaran
matematika khususnya dalam mengoperasionalkan penjumlahan dan
pengurangan. Nilai dari 37 siswa sebagai berikut: (1) 80-100 Amat baik
ada 10 siswa =27 %. (2) 55-79 Cukup ada 7 siswa =10 %. (3) 0-54 Kurang
ada 20 siswa =55 %. Dengan kondisi nilai tersebut diatas guru sebagai
peneliti merasa pembelajaran matematika dikelas I krang berhasil.
Selama ini peneliti sudah menggunakan berbagai macam metode untuk
mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan, tetapi hasilnya masih belum
memuaskan. Agaknya memang strategi/pendekatan-pendekatan saja belum
cukup untuk menghasilkan perubahan. Meier (2002 : 54) mengatakan bahwa
belajar adalah berkreasi bukan mengkonsumsi. Pengetahuan bukanlah suatu
yang diserap oleh pembelajaran, melainkan sesuatu yang diciptakan oleh
pembelajar. PTK Matematika SD
Pembelajaran terjadi ketika seseorang pembelajar memadukan
pengetahuan dan keterampilan baru kedalam struktur dirinya sendiri yang
telah ada. Belajar berharfiah adalah menciptakan makna baru, sejauh ini
pendidikan kita didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai
perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Kelas masih berfokus pada guru
sebagai sumber utama pengetahuan. Kemudian ceramah menjadi pilihan
utama strategi belajar. Untuk itu diperlukan strategi belajar baru yang
memberdayakan siswa sebuah strategi belajar tidak mengharuskan siswa
menghafalkan fakta-fakta tetapi sebuah strategi yang mendorong siswa
mengkonstruksikan pengetahuan dibenak mereka sendiri.
Dalam upaya itu siswa perlu guru sebagai pengarah dan pembimbing.
Dalam kelas tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuan. Maksudnya
guru lebih banyak berurusan dengan strategi dengan alat bantu yang
dikenal siswa disekitarnya, dari pada memberi informasi.memang
pendidikan siswa kelas I Sekolah Dasar masih identik dengan dunia
bermain, karena siswa kelas I belum dapat melepas keterkaitannya dengan
pendidikan Taman Kanak-Kanak sebelumnya, karena itu benda-benda
disekitar sekolah sangat membantu proses pembelajaran siswa.
Bertitik tolak dari latar belakang masalah di atas peneliti ingin
meningkatkan kemampuan siswa kelas I Sekolah Dasar dalam
mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan pada mata pelajaran
Matematika dengan bantuan benda-benda kongkrit.
1.2. PERUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH PTK Matematika SD
* 1.2.1. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka perumusan masalahnya
sebagai berikut: Bagaimana penggunaan benda-benda kongkrit mampu
meningkatkan kemampuan siswa kelas I SDN Jimbaran Kulon dalam
mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan pada mata pelajaran
Matematika.
* 1.2.2. Pemecahan Masalah
Dengan bantuan benda-benda kongkrit disekitar sekolah siswa kelas I
SD Jimbaran Kulon mampu mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan
pada mata pelajaran Matematika.
1.3. TUJUAN PENELITIAN PTK Matematika SD
Berpijak dari permasalahan yang diteliti maka tujuan penelitian ini adalah:
Berpijak dari permasalahan yang diteliti maka tujuan penelitian ini adalah:
* 1.3.1 Meningkatkan kemampuan belajar siswa dalam mengoperasionalkan
penjumlahan dan pengurangan dengan bantuan benda-benda kongkrit.
1.4. MANFAAT HASIL PENELITIAN
Dari hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat :
1.4.1. Siswa :
1.4.1. Siswa :
* Mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan pada mata pelajaran matematika.
* Mempermudah siswa mencari alat bantu pembelajaran dengan benda-benda kongkrit di sekitar Sekolah.
* Mempermudah siswa mencari alat bantu pembelajaran dengan benda-benda kongkrit di sekitar Sekolah.
1.4.2. Guru Sebagai peneliti :
* Meningkatkan profesionalisme dalam bidang pendidikan.
* Menambah nilai angka kredit bagi golongan IV.a ke IV.b.
* Menambah nilai angka kredit bagi golongan IV.a ke IV.b.
1.4.3. Lembaga
* Memberi sumbangan yang berharga bagi lembaga bahwa benda-benda disekitar kita dapat dijadikan sebagai alat bantu pembelajaran.
* Meringankan beban lembaga karena benda-benda di sekitar kita mudah dicari dan tidak memerlukan beaya yang mahal untuk membelinya.
* Meringankan beban lembaga karena benda-benda di sekitar kita mudah dicari dan tidak memerlukan beaya yang mahal untuk membelinya.
1.4.4. Orang tua siswa
* Meringankan biaya orang tua siswa karena benda-benda di sekitar sekolah tidak harus membeli.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
PTK Matematika SD
KAJIAN PUSTAKA
PTK Matematika SD
2.1.Pengertian Kemampuan
Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, peserta didik, Guru
sebagai pendidik dituntut untuk memiliki kemampan yang baik karena antar
siswa sebagai peserta didik dan guru sebagai pendidik merupakan suatu
interaksi.
Menurut Purwodarminto. (1988:553) Kemampuan berasal dari kata “Mampu”
artinya Kuasa (bisa, sanggup) melakukan Sesuatu. Dari definisi diatas
dapat diambil suatu kesimpulan bahwa, kemampuan adalah kesanggupan,
kecakapan untuk melakukan sesuatu kegiatan.
Dalam pengembangan pembelajaran guru harus memiliki kemampuan untuk
memilih strategi, metode, alat pembelajaran dan teknik-teknik
pembelajaran yang, efektif, efisien sesuai dengan karakteristik siswa.
Apalagi saat ini sekolah-sekolah menggunakan Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK), yang mana dalam kurikulum ini antara guru dan siswa
dituntut aktif, kreatif, dan inovatif dalam mencapai tujuan. Hal ini
sesuai dengan pendapat dari Mulyasa, (2002:183) yang mengatakan, proses
pembelajaran merupakan interaksi edukatif antara peserta didik dengan
lingkungan sekolah. Dalam hal ini sekolah di beri kebebasan untuk
memilih strategi, metode dan teknik-teknik pembelajaran yang efektif
sesuai dengan karakteristik siswa, karakteristik mata pelajaran,
karakteristik guru dan kondisi nyata sumber daya yang tersedia di
sekolah.
Dari pendapat diatas alat bantu pembelajaran tidak harus membeli
dengan harga-harga yang mahal dan moderen, tetapi dapat menggunakan
benda-benda kongkrit disekitar sekolah untuk sarana pembelajaran.
Pendapat lain juga mengatakan, dalam pembelajaran pelajaran Matematika
kelas I Sekolah dasar konsep dasar yang digunakan adalah benda-benda
kongkrit disekitar sekolah. (Wardhani, 2004:3). Dengan benda-benda
kongkrit disekitar sekolah di gunakan sebagai alat pembelajaran akan
tercipta suasana pendidikan yang PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif
efektif dan Menyenangkan)
2.2. Pengertian Mengoperasionalkan
Mengoperasionalkan berasal dari kata “operasi” yang artinya
pelaksanaan rencana yang telah dikembangkan, maka apabila
mengoperasionalkan berarti melaksanakan suatu kegiatan yang telah
direncanakan (Purwodarminto, 1988:627).
Apabila dikaitkan dengan penjumlahan dan pengurangan maka
mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan maka melaksanakan suatu
kegiatan menjumlah dan mengurang suatu bilangan. Mengoperasionalkan
suatu kegiatan tidaklah mudah, guru sebagai pendidik harus mampu memilih
strategi dan metode yang tepat untuk melaksanakannya. Hal ini sesuai
dengan apa yang dikatakan Hamalik (2002:11): metode merupakan komponen
yang mengandung unsur sub stantif atau program kurikulum, metode
penyajian bahan dan media pendidikan. Tiap jenjang pendidikan guru
memiliki programnya sendiri, sesuai dengan tujuan institusionalnya yang
membutuhkan metode penyampaian dan metode tepat guna, demi tercapainya
mutu lulusan yang baik.
2.3. Pengertian Kongkrit
Kongkret adalah nyata, benar-benar ada ( berwujud, dapat dilihat, diraba dsb). (Purwodarminto,1988:455)
Kata kongkret biasanya sering dihubungkan dengan benda-benda, baik benda-benda di rumah, di jalan atau dilingkungan sekitar. Benda adalah segala yang ada di alam yang berwujud atau barjasad (bukan roh) misal bola, kelereng, kayu, kerikil dsb.
Kata kongkret biasanya sering dihubungkan dengan benda-benda, baik benda-benda di rumah, di jalan atau dilingkungan sekitar. Benda adalah segala yang ada di alam yang berwujud atau barjasad (bukan roh) misal bola, kelereng, kayu, kerikil dsb.
Sehingga apabila digabungkan benda-benda kongkret adalah segala yang ada di alam yang berwujud, berjasad dan benar-benar ada.
BAB III
METODE PENELITIAN
PTK Matematika SD
3.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
METODE PENELITIAN
PTK Matematika SD
3.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
Kualitatif yaitu menggambarkan masalah sebenarnya yang ada di lapangan,
kemudian direfleksikan dan dianalisis berdasarkan teori menunjang
dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan di lapangan. Pendekataan
Kualitatif dalam penelitian ini digunakan untuk menelusuri dan
mendapatkan gambaran secara jelas tentang situasi kelas dan tingkah laku
siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Penelitian Tindakan Kelas
dilaksanakan secara bersiklus. Pembelajaran dilakukan di kelas I SDN
Jimbaran Kulon Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo.
Jenis penelitian yang digunakan dengan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) karena ingin menerapkan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan
siswa kelas I dalam mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan
bilangan dengan alat bantu benda-benda kongkrit di sekitar sekolah.
3.2.Kehadiran Peneliti
Peneliti dibantu 2 Orang pengamat senantiasa hadir dan kehadirannya
mutlak diperlukan karena penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif. Kedudukan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai
perencana, pelaksana, pengumpul, penganalisa, penafsir data dan akhirnya
sebagai pelaporan hasil penelitian.
Ketika pelaksanaan penelitian , kehadiran peneliti di lapangan
berperan sebagai peneliti sekaligus pelaksana pembelajaran,
pengobservasi dalam rangka pengumpulan data. Penelitian ini dilakukan
dalam 2 siklus untuk siklus I dua pertemuan dan siklus II tiga
pertemuan. Pada setiap akhir tindakan, peneliti bersama pengamat
melakukan refleksi terhadap pelaksanaan tindakan.
Dalam penelitian ini , peneliti bertindak sebagai Guru Matematika
kelas I, jadi disamping bekerja mengumpulkan dan menganalisis data di
lapangan, peneliti berperan langsung dalam proses pembelajaran dari
perencanaan, pelaksanaan pengajaran sampai dengan penilaian.
3.3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian tindakan kelas ini adalah SDN.Jimbaran Kulon
Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo. SDN Jimbaran Kulon memiliki 8
kelas masing-masing kelas rata-rata terdiri dari 40 siswa, hanya kelas I
yang berjumlah 37 siswa .Alasan dipilihnya SDN.Jimbaran Kulon adalah:
(1) SDN.Jimbaran Kulon merupakan tempat peneliti berdinas. (2) Peneliti
sebagai Guru Mata pelajaran Matemetika I (3) Di sekitar sekolah banyak
tersedia benda-benda kongkrit yang digunakan sebagai alat pembelajaran.
(4) Jumlah siswa kelas I jumlahnya paling sedikit, sehingga harapan
peneliti dapat memberikan perhatian yang maksimal pada waktu kegiatan
pembelajaran, sehingga pembelajaran berlangsung secara efektif. (5) SDN.
Jimbaran Kulon adalah sekolah desa yang berdekatan dengan komplek
Perumahan Taman Anggun Sejahtera ( TAS III ) sehingga memiliki latar
belakang kondisi siswa, pendidikan Orang Tua siswa, kondisi sosial
ekonomi yang sangat heterogen. (6) Kemampuan akademik siswa kelas I yang
beragam ada yang pandai dan cepat tanggap dalam menyelesaikan soal, ada
yang sedang dan bahkan ada yang lambat sekali.
3.4. Sumber Data PTK Matematika SD
Sumber data dalam penelitian ini, barasal siswa kelas I SDN.Jimbaran
Kulon Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo tahun Ajaran 2006 – 2007 yang
berjumlah 37 siswa terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 21 siswa
perempuan.
Jenis data yang dihimpun adalah data yang kualitatif, berupa hasil
Observasi, diskusi dan penilaian. Observasi dilakukan terhadap kegiatan
pembelajaran Matematika tentang operasional penjumlahan dan pengurangan
bilangan. Dari hasil Observasi ini peneliti banyak menemukan
masalah–masalah pada siswa kelas I diantaranya siswa sebagian besar
belum bisa mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan bilangan.
Akhirnya peneliti mencoba untuk mengatasi masalah yang dialami siswa
kelas I dalam mengoperasionalkan penjumlahan dan pengurangan bilangan
dengan alat bantu benda-benda konkrit di sekitar sekolah. Benda – benda
kongkrit di sekitar sekolah yang peneliti gunakan adalah biji kacang ,
kerikil , buah nyamplung. Sedangkan penilaian dilakukan setiap pada
setiap akhir pertemuan dalam pembelajaran yang berfungsi untuk menguji
sejauh mana keberhasilan pembelajaran Matematika dengan menggunakan alat
bantu benda-benda kongkrit di sekitar sekolah
Nah sekarang tugas teman teman untuk mendapatkan TK Matematika SD
selengkapnya, dengan cara mengklik tombol download yang dibawah ini,
semoga bermanfaat untuk semuanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar