Rabu, 11 Juni 2014

Informasi Penting: Petunjuk cara menghapus data / nama PTK di http://...

Informasi Penting: Petunjuk cara menghapus data / nama PTK di http://...: Dalam pendataan proses verval NUPTK tahun 2013 ini, terdapat beberapa kendala dalam pelaksanannya. Salah satunya adalah data PTk yang sudah ...

Informasi Penting: Cara edit data PTK NUPTK (Cara edit data dasar PTK...

Informasi Penting: Cara edit data PTK NUPTK (Cara edit data dasar PTK...:  NUPTK Bagi para PTK yang ingin mengedit / merubah data dasar untuk proses verval NUPTK online 2013, maka harus tahu bagaimana caranya...

Informasi Penting: Cara Entri Formulir A01 PTK di PADAMU NEGERI NUPTK...

Informasi Penting: Cara Entri Formulir A01 PTK di PADAMU NEGERI NUPTK...: Bagi PTK yang pada saat awal-awal mengunduh data NUPTK mendapati bahwa NUPTK-nya terdapat keterangan sbb :  NPSN Belum terverifikasi/belum d...

Informasi Penting: Cara Entri Formulir A05 NUPTK Padamu Negeri (isi d...

Informasi Penting: Cara Entri Formulir A05 NUPTK Padamu Negeri (isi d...: Pada proses verval NUPTK tahun 2013 ini terdapat langkah-langkah yang panjang dan cukup menyita waktu dan tenaga untuk pengisian data-datany...

Informasi Penting: Entri Formulir A01, Entri Formulir A05, Download F...

Informasi Penting: Entri Formulir A01, Entri Formulir A05, Download F...: Entri Formulir A01, Entri Formulir A05, Download Formulir A01, A02, A03, A04 NUPTK Bagi Admin Sekolah (operator sekolah PADAMU NEGERI) ma...

Informasi Penting: Cara mendapatkan status verval NUPTK Bintang 3

Informasi Penting: Cara mendapatkan status verval NUPTK Bintang 3: Dalam proses Verval NUPTK 2013 trakhir yaitu tanggal 30 September 2013. untuk itu di harapkan semua instansi sekolah di seluruh wilaya...

Informasi Penting: Bintang 4 NUPTK Padamu Negeri

Informasi Penting: Bintang 4 NUPTK Padamu Negeri: Status Bintang 4 NUPTK Padamu Negeri Dalam kelanjutan proses verval NUPTK 2013 yang telah melalui serangkaian cara, yaitu mulai dari pen...

Informasi Penting: NUPTK status bintang 3 ke status bintang 4.

Informasi Penting: NUPTK status bintang 3 ke status bintang 4.: NUPTK bagi pendidik dan tenaga kependidikan sangat penting keberadaannya. Hal tersebut dikarenakan bahwa setiap ada permintaan pengiri...

Informasi Penting: Proses VerVal NUPTK dan EDS pada Layanan PADAMU NE...

Informasi Penting: Proses VerVal NUPTK dan EDS pada Layanan PADAMU NE...: Dalam kelanjutan proses verval NUPTK tahun ini pada http://bpsdmpk.kemdikbud.go.id memang memerlukan perhatian khususnya oleh tiap-tiap PTK...

Informasi Penting: NUPTK PERMANEN AKTIF

Informasi Penting: NUPTK PERMANEN AKTIF: NUPTK dinyatakan permanen aktif oleh tim Admin Pusat Padamu Negeri  bila masing-masing PTk sudah melakukan/melaksanakan proses verval mulai...

Informasi Penting: NUPTK PERMANEN AKTIF

Informasi Penting: NUPTK PERMANEN AKTIF: NUPTK dinyatakan permanen aktif oleh tim Admin Pusat Padamu Negeri  bila masing-masing PTk sudah melakukan/melaksanakan proses verval mulai...

Informasi Penting: Formulir Pengajuan NISN

Informasi Penting: Formulir Pengajuan NISN: NISN adalah singkatan dari Nomor Induk Siswa Nasional. NISN merupakan nomor identitas yang wajib diniliki oleh siswa yang terdaftar di se...

Informasi Penting: Cari Data NISN Murid Pada Situs Resmi http:/...

Informasi Penting: Cari Data NISN Murid Pada Situs Resmi http:/...: Pada kesempatan kali ini, saya akan berbagi cara bagaimana mencari data NISN murid/siswa secara online pada situs resmi NISN yaitu pada htt...

Informasi Penting: Tentang NISN (Nomor Induk Siswa Nasional)

Informasi Penting: Tentang NISN (Nomor Induk Siswa Nasional): Bagi Anda yang ingin tahu apakah sebenarnya NISN itu ? Apasaja fungsi ataupun kegunaan dari NISN itu ? Maka silahkan simak P...

Informasi Penting: Sistem Informasi Peserta Didik

Informasi Penting: Sistem Informasi Peserta Didik: NISN adalah Nomer Induk Siswa Nasional. Di tiap-tiap sekolah, para siswanya masing-masing harus mempunyai Nomor Induk Siswa Nasional. Dalam ...

Informasi Penting: Cara Melihat Rekapitulasi Data NISN tiap Sekolah p...

Informasi Penting: Cara Melihat Rekapitulasi Data NISN tiap Sekolah p...: Pada postingan saya sebelumnya, tentang NISN ( Nomer Induk Siswa Nasional )yang telah diajukan pada Website resmi NISN, dapat dilihat datan...

Informasi Penting: CEK REKAPITULASI DATA NISN (NOMER INDUK SISWA NASI...

Informasi Penting: CEK REKAPITULASI DATA NISN (NOMER INDUK SISWA NASI...: Pada postingan saya kali ini adalah cara menglihat/mengecek rekapitulasi data siswa yaitu mengenai NISN. Bila ingin melihat / mengecek d...

Informasi Penting: Cara melihat hasil pengajuan NISN

Informasi Penting: Cara melihat hasil pengajuan NISN: NISN singkatan dari Nomer Induk Siswa Nasional. Pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia telah banyak dilakukan upaya...

Informasi Penting: Petunjuk cara login akun sekolah padamu negeri

Informasi Penting: Petunjuk cara login akun sekolah padamu negeri: Pada kesempatan kali ini saya akan berbagi kepada anda semua yang mungkin belum tahu/belum paham cara logi/masuk ke akun sekolah padamu nege...

Jumat, 06 Juni 2014

Stasiun TV Asia yang Menyiarkan Piala Dunia 2014


Berikut Siaran yang Menyiarkan FIFA WORLD CUP 2014

1.Indonesia :
Palapa D | TVONE : 3786 H 5632
Telkom 1 | ANTV : 4014 H 6000

2. Malaysia :
Measat 3 | TV1 & TV2 : 3878 V 18385, TV3 : 3786 V 7200


3. China :
Chinasat 6A |XJTV5 : 4121 H 27500
Chinasat 6B |CCTV : 3840 H 27500/3880 H 27500/4100 V 27500

4. Myanmar :
Thaicom 5 | MRTV 4 : 3618 V 12500
Palapa D | MWD : 4110 H 11669

5. Banglasdesh :
Asiasat 3S | BTV National : 3710 H 11395
Apstar 7 | Maasra­nga : 3799 H 4330

6. India :
Insat 3A | Ariana TV : 4141 V 5150, DD HD & DD sport : 3725 H 27500

7. Pakistan :
Paksat 1R | PTV Sports : 4004 V 3333

8. Arab Saudi :
Asiasat 5 | JSC Sport : 3760 H 27500

9. Nepal :
Thaicom 5 | NTV Plus : 3562 H 3700
Eutelsat 36A | NTV Plus : 11938 R 27500

10. Timor Leste :
Telkom 1 | RTTL : 3776 H 4280

11. Cambodia :
Telstar 18 | CTN : 3712 H 9628

12. Vietnam :
Vinasat 1 : VTV2 VTV3 : 3413 V 9766,K+ : 11048 H 28800, ANTV : 11472 H 23200

13. Thailand :
Thaicom 5 | BBTV Ch7 : 3764 V 5900, Modernine­ : 3520 H 28125

14. Laos :
Thaicom5 | LNTV3 : 3448 V 4375

15. Rusia :
Yamal 202 | Rusia1 & Rusia2 : 4114 R 10050, S­aba1 & Saba2 : 3950 L 3374

Minggu, 01 Juni 2014

Perbedaan Kurikulum 2013 dan KTSP

Perbedaan Kurikulum 2013 dan KTSP

bukuKurikulum 2013 sudah diimplementasikan pada tahun pelajaran 2013/2014 pada sekolah-sekolah tertentu (terbatas). Kurikulum 2013 diluncurkan secara resmi pada tanggal 15 Juli 2013. Sesuatu yang baru tentu mempunyai perbedaan dengan yang lama. Begitu pula kurikulum 2013 mempunyai perbedaan dengan KTSP. Berikut ini adalah perbedaan kurikulum 2013 dan KTSP
No
Kurikulum 2013
KTSP
1 SKL  (Standar Kompetensi Lulusan) ditentukan terlebih dahulu, melalui Permendikbud No 54 Tahun 2013. Setelah itu baru ditentukan Standar Isi, yang bebentuk Kerangka Dasar Kurikulum, yang dituangkan dalam Permendikbud No 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013 Standar Isi ditentukan terlebih dahulu melaui Permendiknas No 22 Tahun 2006. Setelah itu ditentukan SKL (Standar Kompetensi Lulusan) melalui Permendiknas No 23 Tahun 2006
2 Aspek kompetensi lulusan ada keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan lebih menekankan pada aspek pengetahuan
3 di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-VI di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-III
4 Jumlah jam pelajaran per minggu lebih banyak dan jumlah mata pelajaran lebih sedikit dibanding KTSP Jumlah jam pelajaran lebih sedikit dan jumlah mata pelajaran lebih banyak dibanding Kurikulum 2013
5 Proses pembelajaran setiap tema di jenjang SD dan semua mata pelajaran di jenjang SMP/SMA/SMK dilakukan dengan pendekatan ilmiah (saintific approach), yaitu standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta. Standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi
6 TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) bukan sebagai mata pelajaran, melainkan sebagai media pembelajaran TIK sebagai mata pelajaran
7 Standar penilaian menggunakan penilaian otentik, yaitu mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil. Penilaiannya lebih dominan pada aspek pengetahuan
8 Pramuka menjadi ekstrakuler wajib Pramuka bukan ekstrakurikuler wajib
9 Pemintan (Penjurusan) mulai kelas X untuk jenjang SMA/MA Penjurusan mulai kelas XI
10 BK lebih menekankan mengembangkan potensi siswa BK lebih pada menyelesaikan masalah siswa
Itulah beberpa perbedaan Kurikulum 2013 dan KTSP. Walaupun kelihatannya terdapat perbedaan yang sangat jauh antara Kurikulum 2013 dan KTSP, namun sebenarnya terdapat kesamaan ESENSI Kurikulum 2013 dan KTSP. Misal pendekatan ilmiah (Saintific Approach) yang pada hakekatnya adalah pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa mencari pengetahuan bukan menerima pengetahuan. Pendekatan ini mempunyai esensi yang sama dengan Pendekatan Keterampilan Proses (PKP).  Masalah pendekatan sebenarnya bukan masalah kurikulum, tetapi masalah implementasi yang tidak jalan di kelas. Bisa jadi pendekatan ilmiah yang diperkenalkan di Kurikulum 2013 akan bernasib sama dengan pendekatan-pendekatan kurikulum terdahulu bila guru tidak paham dan tidak bisa menerapkannya dalam pembelajaran di kelas.

Perbedaan Kurikulum 2013 dan KTSP




Perbedaan Kurikulum 2013 Dengan KTSP - Kurikulum 2013 diluncurkan secara resmi pada tanggal 15 Juli 2013. Sedangkan implementasinya telah diterapkan pada tahun pelajaran 2013/2014 di sekolah-sekolah tertentu atau masih terbatas. Dulu dan sekarang, kita sudah mengenal dengan yang namanya KTSPatau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang mulai diberlakukan sejak tahun ajaran 2007/2008. Kalau kita cermati bersama, perbedaan paling mendasar antara Kurikulum 2013 dengan KTSP. Dalam KTSP, kegiatan pengembangan silabus merupakan kewenangan satuan pendidikan, namun dalam Kurikulum 2013 kegiatan pengembangan silabus beralih menjadi kewenangan pemerintah, kecuali untuk mata pelajaran tertentu yang secara khusus dikembangkan di satuan pendidikan yang bersangkutan.  
Perbedaan Kurikulum 2013 Dengan KTSP
Namun dibalik perbedaan yang ada, sebenarnya juga terdapat kesamaan esensi antara Kurikulum 2013 dengan KTSP. Misalnya tentang pendekatan ilmiah (Scientific Approach) yang pada hakekatnya adalah pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa mencari pengetahuan bukan menerima pengetahuan. Pendekatan ini mempunyai esensi yang sama dengan Pendekatan Keterampilan Proses (PKP).  Masalah pendekatan sebenarnya bukan masalah kurikulum, tetapi masalah implementasi yang tidak jalan di kelas. Bisa jadi pendekatan ilmiah yang diperkenalkan di Kurikulum 2013 akan bernasib sama dengan pendekatan-pendekatan kurikulum terdahulu bila guru tidak paham dan tidak bisa menerapkannya dalam pembelajaran di kelas.
Berikut ini adalah perbedaan antara Kurikulum 2013 dengan KTSP
No
Kurikulum 2013
KTSP
1SKL (Standar Kompetensi Lulusan) ditentukan terlebih dahulu, melalui Permendikbud No 54 Tahun 2013. Setelah itu baru ditentukan Standar Isi, yang bebentuk Kerangka Dasar Kurikulum, yang dituangkan dalam Permendikbud No 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013Standar Isi ditentukan terlebih dahulu melaui Permendiknas No 22 Tahun 2006. Setelah itu ditentukan SKL (Standar Kompetensi Lulusan) melalui Permendiknas No 23 Tahun 2006
2Aspek kompetensi lulusan ada keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuanlebih menekankan pada aspek pengetahuan
3di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-VIdi jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-III
4Jumlah jam pelajaran per minggu lebih banyak dan jumlah mata pelajaran lebih sedikit dibanding KTSPJumlah jam pelajaran lebih sedikit dan jumlah mata pelajaran lebih banyak dibanding Kurikulum 2013
5Proses pembelajaran setiap tema di jenjang SD dan semua mata pelajaran di jenjang SMP/SMA/SMK dilakukan dengan pendekatan ilmiah (saintific approach), yaitu standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta.Standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi
6TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) bukan sebagai mata pelajaran, melainkan sebagai media pembelajaranTIK sebagai mata pelajaran
7Standar penilaian menggunakan penilaian otentik, yaitu mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil.Penilaiannya lebih dominan pada aspek pengetahuan
8Pramuka menjadi ekstrakuler wajibPramuka bukan ekstrakurikuler wajib
9Pemintan (Penjurusan) mulai kelas X untuk jenjang SMA/MAPenjurusan mulai kelas XI
10BK lebih menekankan mengembangkan potensi siswaBK lebih pada menyelesaikan masalah siswa

Nah Bapak Ibu para pendidik, itulah Perbedaan Kurikulum 2013 Dengan KTSP yang bisa saya sampaikan dalam update kali ini. Semoga tulisan ini bisa menambah wawasan kita bersama.

Pengembangan dan Pembaruan Kurikulum

Pengembangan dan Pembaharuan Kurikulum
A.    Tingkat Pengembangan Kurikulum
     Yang dimaksud pengembangan kurikulum adalah proses penyusunan kurikulum oleh pengembang kurikulum (curriculum developer) dan kegiatan yang dilakukan agar kurikulum yang dihasilkan dapat menjadi bahan ajar dan acuan yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Secara umum, perubahan dan penyempurnaan kurikulum dilakukan setiap sepuluh tahun sekali. Perubahan kurikulum tersebut dilakukan agar kurikulum tidak ketinggalan dengan perkembangan masyarakat, termasuk ilmu pengetahuan dan teknologinya. Kurikulum yang pernah diberlakukan secara nasional di Indonesia dapat dijelaskan dalam tabel sebagai berikut:
Tingkat Pengembangan Kurikulum Yang ada di Indonesia
1. Rencana Pelajaran 1947, Kurikulum ini merupakan kurikulum pertama di Indonesia setelah kemerdekaan. Istilah  kurikulum masih belum digunakan. Sementara istilah yang digunakan adalah Rencana Pelajaran
2. Rencana Pelajaran 1954, Kurikulum ini masih sama dengan kurikulum sebelumnya, yaitu Rencana Pelajaran 1947
3.  Kurikulum 1968, Kurikulum ini merupakan kurikulum terintegrasi pertama di Indonesia. Beberapa masa pelajaran, seperti Sejarah, Ilmu Bumi, dan beberapa cabang ilmu sosial mengalami fusi menjadi Ilmu Pengetahuan Sosial (Social Studies). Beberapa mata pelajaran, seperti Ilmu Hayat, Ilmu Alam, dan sebagainya mengalami fusi menjadi Ilmu Pengetahun Alam (IPS) atau yang sekarang sering disebut Sains.
4.  Kurikulum 1975, Kurikulum ini disusun dengan kolom-kolom yang sangat rinci.
5. Kurikulum 1984, Kurikulum ini merupakan penyempurnaan dari kurikulum 1975
6. Kurikulum 1994, Kurikulum ini merupakan penyempurnaan dari kurikulum 1984
7. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Kurikulum ini belum diterapkan di seluruh sekolah di Indonesia. Beberapa sekolah telah dijadikan uji coba dalam rangka proses pengembangan kurikulum ini
8.  Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) • KBK sering disebut sebagai jiwa KTSP, karena KTSP sesungguhnya telah mengadopsi KBK. Kurikukulum ini dikembangkan oleh BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan).
B.     Konsep Dasar Pembaharuan Kurikulum
Pembaharuan kurikulum mengikuti pola 10 tahunan. Tentunya ada hal baru yang dimasukkan dalam setiap kurikulum, mengikuti perubahan sosial dan ekonomi masyarakat.
Konsep Pembaharuan kurikulum pada umumnya adalah mengotak-atik mata pelajaran dalam kurikulum, mengubah dan memperbaiki tujuan dan menambahkan atau mengurangi muatan belajar. Tindakan seperti ini bukannya salah, tetapi bagian terpenting dari sebuah pendidikan adalah bukan pada isinya yang banyak, tetapi pendekatan cara mendidik.
Rencana Pendidikan di Sekolah Isinya bukan saja mengenai kegiatan intra kurikular tetapi juga ekstra kurikular. Yang dimaksud dengan kegiatan ekstra kurikular bukan saja berupa klub tetapi seharusnya dikembangkan berdasarkan rundingan guru, kepala sekolah, orang tua dengan mempertimbangkan kemampuan anak dan kondisi lingkungan/daerah di mana dia berada.
Dengan kata lain, nafas bukanlah perkara yang memaksa guru atau menyengsarakan guru (karena ketidakjelasannya) dalam mengembang- kan materi yang dia ajarkan. Akan tetapi harus mengajak komponen sekolah untuk membicarakan bagaimana pendidikan di sekolah seharusnya dikembangkan berdasarkan standar minimal yang ditetapkan pemerintah.
Jika ada seorang guru berhasil mengembangkan materi pelajarannya, mengembangkan metode baru dan selesai dengan cepat menyusun silabus pengajaran, itu bukanlah sebuah kemajuan bagi pendidikan di sekolah. Tetapi yang terpenting adalah menjadikan keberhasilan itu menjadi bukan milik pribadi, tetapi dimiliki oleh semua guru dan aparat sekolah.
Dengan landasan berfikir seperti ini, maka pendidikan tidak lagi sekedar merupakan jiplakan apa yang tertera dalam kurikulum, tetapi pendidikan di sekolah merupakan pengembangan standar minimal yang menjadi sebuah kegiatan/program.
C.    Latar Belakang Pengembangan Kurikulum
Dalam pengembangan kurikulum dikenal ada lima istilah, yaitu pengembangan kurikulum (Curriculum development), perbaikan kurikulum (Curriculum improvement), perencanaan kurikulum (Curriculum planning), penerapan kurikulum (curriculum implementation), dan evaluasi kurikulum (curriculum evaluation).
1.    Pengembangan kurikulum dan perbaikan kurikulum merupakan istilah yang mirip tetapi tidak sama . Pengembangan kurikulum merupakan istilah yang lebih komprehensif, di dalamnya termasuk perencanaan, penerapan, dan evaluasi dan berimplikasi pada perubahan dan perbaikan. Sedangkan perbaikan kurikulum sering bersinonim dengan pengembangan kurikulum, walaupun beberapa kasus perubahan dipandang sebagai hasil dari pengembangan.
2.    Perencanaan kurikulum adalah fase pre-eliminer dari pengembangan kurikulum. Pada saat pekerja kurikulum membuat keputusan dan beraksi untuk menetapkan rencana yang akan dilaksanakan oleh guru dan siswa. Jadi perencanaan merupakan fase berfikir atau fase disain.
3.    Penerapan kurikulum adalah menterjemahkan rencana ke dalam tindakan. Pada saat tahap perencanaan kurikulum, terjadi pemilihan pola tertentu organisasi kurikulum atau reorganisasi. Pola-pola tersebut diletakkan dalam tahap penerapan kurikulum.  Cara-cara penyempaian pengalaman belajar, misalnya penggunaan tim pengajaran, diambil dari konteks perencanaan dan dibuat operasional. Penerapan kurikulum juga mentermahkan rencana menjadi tindakan dalam kelas, juga aturan pergantian guru dari pekerja kurikulum menjadi instruktur.
4.    Evaluasi kurikulum merupakan fase terakhir dalam pengembangan kurikulum di mana hasilnya diases dan keberhasilan pebelajar dan program ditentukan. Fase ini akan dibahas lebih rinci pada langkah-langkah pengembangan kurikulum.
D.    Masalah-masalah dalam Pembaharuan
Menurut Zahara Ideris (1982) yang dikutip oleh Subandijah (1993 : 77 ) mengemukakan masalah-masalah yang menuntut adanya inovasi pendidikan dan kurikulum di Indonesia adalah sebagai berikut :
a.      Perkembangan ilmu pengetahuan yang menghasilkan teknologi yang  mempengaruhi kehidupan sosial, ekonomi, politil, pendidikan dan kebudayaan.
b.      Laju eksplosi penduduk yang cukup pesat, yang menyebabkan daya tampung ruang dan fasilitas pendidikan sangat tidak seimbang.
c.      Mutu pendidikan yang dirasakan semakin menurun, yang belum mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
d.      Kurang adanya relevansi antara program pendidikan dengan kebutuhan masyarakat yang sedang membangun
e.      Belum berkembangnya alat organisasi yang efektif serta belum tumbuhnya suasana yang subur dalam masyarakat untuk mengadakan perubahan-perubahan yang dituntut oleh keadaan sekarang dan yang akan datang.

Akibat-Akibat dari Pembaharuan Kurikulum Sekolah
     Usaha-usaha pembaharuan kurikulum dilakukan dengan maksud untuk mencari suatu model kurikulum yang tepat untuk mememuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang senatiasa terus berubah dan terus berkembang.
Pada umumnya akibat yang ditimbulkan dari berlakunya kurikulum baru tergantung pada taraf atau besarnya perubahan. Akibat-akibat perubahan tersebut antara lain :
A. Tenaga kependidikan
Mereka harus berubah perilaku jika ada pembaharuan kurikulum sehingga pembaharuan itu dapat berhasil dengan baik.
  1) Guru
     Guru dituntut untuk meningkatkan kemampuan/kompetensi dalam melaksanakan tugasnya. Partisipasi guru dalam pembaharuan kurikulum sangat besar karena guru adalah pelaksana utama dalam pelaksanaan kurikulum. Kepercayaan guru terhadap pembaharuan harus tertanam agar dapat menimbulkan keyakinan dan kesediaan untuk melaksanakan pembaharuan tersebut.
       2) Kepala Sekolah, Pengawas dan Supervisor Sekolah
Mereka harus dapat memberikan dorongan, bimbingan dan bantuan kepada guru-guru dalam melakasanakan pembaharuan tersebut sekaligus melakukan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan pembaharuan tersebut, apakah sesuai dengan pedoman yang ditetapkan, adakah hambatannya.
3) Tenaga administrasi sekolah
Dalam hal ini dituntut kemmapuan untuk merumuskan menyusun dan melaksanakan administrasi sekolah terutama administrasi pengajaran yang baru. Dalam melaksanakan administrasi yang baru akan ditemui kepincangan karena kemempuan staf administrasi sekolah tidak dapat dengan segera disesuaikan dengan pola yang dikehendaki dalam kurikulum baru, tentunya diperlukan pembinaan kepada staf administrasi sekolah tersebut.
4) Pihak-pihak lain yang terlibat
Kepada pihak lain yang terlibat dimintakan perhatian dan kerjasamanya dalam pelaksanaan pembaharuan kurikulum:
a)     Kepada orang tua peserta didk, mereka harus diberikan penjelasan apa itu kurikulum, kurikulum yang dipakai dan bagaimana pelaksanaanya serta partisipasi apa yang diharapkan dari mereka.
b)     Kepada pemakai lulusan, mereka diminta untuk menilai dan memberikan saran kepada sekolah dan instansi terkait apakah program yang dilaksanakan sesuai dengan kebtuhan pemakai lulusan tersebut.
Namun biasa terjadi adanya pembaharuan kurikulum pada tahap awalnya menimbulkan kecurigaan dari masyarakat yang mungkin karena rasa khawatir mereka terhadap keberhasilan pelaksanaan pembaharuan tersebut.
B. Isi dan Struktur Mata Pelajaran
     Isi/bahan mata pelajaran akan mengalami penyesuaian baik penambahan atau perubahan, hal ini menuntut untuk disedikannya buku-buku pedoman, buku-buku pelajaran yang sesuai dengan isi dan struktur mata pelajaran tersebut untuk menunjang pelaksanaan pembaharuan kurikulum. Dalam perubahan skala besar struktur mata pelajaran di Indonesia pernah terjadi yakni perubahan Kurikulun Tahun 1968 menjadi Kurikulum tahun 1975, kemudian Kurikulum Tahun 1984 menjadi kurikulum Tahun 1994 yakni adanya kurikulum muatan lokal. Dan sekarang Kurikulum Tahun 2003 marupakan Kurikulum Berbasis Kompetensi atau yang dikenal dengan istilah KBK.
C. Proses Belajar Mengajar
Hubungan guru dan peserta didik dapat berubah, pada kurikulum yang berpola separated subject matter yang l;ebih menekankan pada penguasaan pengetahuan, anak kurang aktif dalam proses belajar mengajar, tetapi gurulah yang paling banyak berperan. Berbeda dengan activity curriculum or experiment of curriculum yang lebih menekankan pada metode problem solving yang lebih banyak menuntut keaktifan anak.
D. Sarana dan Prasana Pendidikan
Perubahan kurikulum juga menuntut disediakannya sarana dan prasana yang menunjang pelaksanaan pembaharuan tersebut seperti alat-alat pelajaran: globe, OHP, film radio, ruang kesenian/praktek, perpustakaan dan laboraturium. Dalam penyediaan ini tentunya memerlukan biaya yang cukup besar dan waktu.
E. Sistem Evaluasi
Dalam hal akan terjadi perubahan sistem evaluasi baik terhadap evaluasi keberhasilan pelaksanaan kurikulum secara keseluruhan maupun sistem penilaian keberhasilan pembelajaran di sekolah atau dikelas.

Psikologi Pendidikan dan Guru

Psikologi Pendidikan dan Guru

Secara etimologis, psikologi berasal dari kata “psyche” yang berarti jiwa atau nafas hidup, dan “logos” atau ilmu. Dilihat dari arti kata tersebut seolah-olah psikologi merupakan ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Jika kita mengacu pada salah satu syarat ilmu yakni adanya obyek yang dipelajari, maka tidaklah tepat jika kita mengartikan psikologi sebagai ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa, karena jiwa merupakan sesuatu yang bersifat abstrak dan tidak bisa diamati secara langsung.
Berkenaan dengan obyek psikologi ini, maka yang paling mungkin untuk diamati dan dikaji adalah manifestasi dari jiwa itu sendiri yakni dalam bentuk perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan demikian, psikologi kiranya dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Psikologi terbagi ke dalam dua bagian yaitu psikologi umum (general phsychology) yang mengkaji perilaku pada umumnya dan psikologi khusus yang mengkaji perilaku individu dalam situasi khusus, diantaranya :
  • Psikologi Perkembangan; mengkaji perilaku individu yang berada dalam proses perkembangan mulai dari masa konsepsi sampai dengan akhir hayat.
  • Psikologi Kepribadian; mengkaji perilaku individu khusus dilihat dari aspek – aspek kepribadiannya.
  • Psikologi Klinis; mengkaji perilaku individu untuk keperluan penyembuhan (klinis)
  • Psikologi Abnormal; mengkaji perilaku individu yang tergolong abnormal.
  • Psikologi Industri; mengkaji perilaku individu dalam kaitannya dengan dunia industri.
  • Psikologi Pendidikan; mengkaji perilaku individu dalam situasi pendidikan
Disamping jenis – jenis psikologi yang disebutkan di atas, masih terdapat berbagai jenis psikologi lainnya, bahkan sangat mungkin ke depannya akan semakin terus berkembang, sejalan dengan perkembangan kehidupan yang semakin dinamis dan kompleks.
Psikologi pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu ilmu karena didalamnya telah memiliki kriteria persyaratan suatu ilmu, yakni :
  • Ontologis; obyek dari psikologi pendidikan adalah perilaku-perilaku individu yang terlibat langsung maupun tidak langsung dengan pendidikan, seperti peserta didik, pendidik, administrator, orang tua peserta didik dan masyarakat pendidikan.
  • Epistemologis; teori-teori, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan dalil – dalil psikologi pendidikan dihasilkan berdasarkan upaya sistematis melalui berbagai studi longitudinal maupun studi cross sectional, baik secara pendekatan kualitatif maupun pendekatan kuantitatif.
  • Aksiologis; manfaat dari psikologi pendidikan terutama sekali berkenaan dengan pencapaian efisiensi dan efektivitas proses pendidikan.
Dengan demikian, psikologi pendidikan dapat diartikan sebagai salah satu cabang psikologi yang secara khusus mengkaji perilaku individu dalam konteks situasi pendidikan dengan tujuan untuk menemukan berbagai fakta, generalisasi dan teori-teori psikologi berkaitan dengan pendidikan, yang diperoleh melalui metode ilmiah tertentu, dalam rangka pencapaian efektivitas proses pendidikan.
Pendidikan memang tidak bisa dilepaskan dari psikologi. Sumbangsih psikologi terhadap pendidikan sangatlah besar. Kegiatan pendidikan, khususnya pada pendidikan formal, seperti pengembangan kurikulum, Proses Belajar Mengajar, sistem evaluasi, dan layanan Bimbingan dan Konseling merupakan beberapa kegiatan utama dalam pendidikan yang di dalamnya tidak bisa dilepaskan dari psikologi.
Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang di dalamnya melibatkan banyak orang, diantaranya peserta didik, pendidik, adminsitrator, masyarakat dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu, agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka setiap orang yang terlibat dalam pendidikan tersebut seyogyanya dapat memahami tentang perilaku individu sekaligus dapat menunjukkan perilakunya secara efektif.
Guru dalam menjalankan perannya sebagai pembimbing, pendidik dan pelatih bagi para peserta didiknya, tentunya dituntut memahami tentang berbagai aspek perilaku dirinya maupun perilaku orang-orang yang terkait dengan tugasnya,–terutama perilaku peserta didik dengan segala aspeknya–, sehingga dapat menjalankan tugas dan perannya secara efektif, yang pada gilirannya dapat memberikan kontribusi nyata bagi pencapaian tujuan pendidikan di sekolah.
Di sinilah arti penting Psikologi Pendidikan bagi guru. Penguasaan guru tentang psikologi pendidikan merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai guru, yakni kompetensi pedagogik. Muhibbin Syah (2003) mengatakan bahwa “diantara pengetahuan-pengetahuan yang perlu dikuasai guru dan calon guru adalah pengetahuan psikologi terapan yang erat kaitannya dengan proses belajar mengajar peserta didik”
Dengan memahami psikologi pendidikan, seorang guru melalui pertimbangan – pertimbangan psikologisnya diharapkan dapat :
1. Merumuskan tujuan pembelajaran secara tepat.
Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru akan dapat lebih tepat dalam menentukan bentuk perubahan perilaku yang dikehendaki sebagai tujuan pembelajaran. Misalnya, dengan berusaha mengaplikasikan pemikiran Bloom tentang taksonomi perilaku individu dan mengaitkannya dengan teori-teori perkembangan individu.
2. Memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai.
Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru dapat menentukan strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan mampu mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikan individu, jenis belajar dan gaya belajar dan tingkat perkembangan yang sedang dialami siswanya.
3. Memberikan bimbingan atau bahkan memberikan konseling.
Tugas dan peran guru, di samping melaksanakan pembelajaran, juga diharapkan dapat membimbing para siswanya. Dengan memahami psikologi pendidikan, tentunya diharapkan guru dapat memberikan bantuan psikologis secara tepat dan benar, melalui proses hubungan interpersonal yang penuh kehangatan dan keakraban.
4. Memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik.
Memfasilitasi artinya berusaha untuk mengembangkan segenap potensi yang dimiliki siswa, seperti bakat, kecerdasan dan minat. Sedangkan memotivasi dapat diartikan berupaya memberikan dorongan kepada siswa untuk melakukan perbuatan tertentu, khususnya perbuatan belajar. Tanpa pemahaman psikologi pendidikan yang memadai, tampaknya guru akan mengalami kesulitan untuk mewujudkan dirinya sebagai fasilitator maupun motivator belajar siswanya.
5. Menciptakan iklim belajar yang kondusif.
Efektivitas pembelajaran membutuhkan adanya iklim belajar yang kondusif. Guru dengan pemahaman psikologi pendidikan yang memadai memungkinkan untuk dapat menciptakan iklim sosio-emosional yang kondusif di dalam kelas, sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman dan menyenangkan.
6, Berinteraksi secara tepat dengan siswanya.
Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan memungkinkan untuk terwujudnya interaksi dengan siswa secara lebih bijak, penuh empati dan menjadi sosok yang menyenangkan di hadapan siswanya.
7. Menilai hasil pembelajaran yang adil.
Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan dapat mambantu guru dalam mengembangkan penilaian pembelajaran siswa yang lebih adil, baik dalam teknis penilaian, pemenuhan prinsip-prinsip penilaian maupun menentukan hasil-hasil penilaian.

Makalah Psikologi Guru

BAB  I
                      PENDAHULUAN
                    1.1  Latar Belakang
Psikologis guru.img
Psikologi merupakan suatu istilah “ ilmu pengetahuan ” yang meliputi ilmu pengetahuan mengenai jiwa yang diperoleh secara sistematis dengan metode-metode ilmiah yang memenuhi syarat-syaratnya yang di mufakati sarjana-sarjana psikologi pada zaman sekarang ini.  
Dengan demikian, apa saja yang disebut “ ilmu jiwa ” itu belum tentu “ psikologi ”, tetapi psikologi itu senantiasa ilmu jiwa. Sehingga yang dipelajari psikologi bukan jiwa manusia secara langsung, tetapi manifestasi dari keberadaan jiwa berupa perilaku dan hal-hal lain yang berhubungan dengan perilaku.
Pentingnya psikologi adalah untuk memahami sesama manusia, dengan tujuan untuk dapat memberlakukan dengan lebih baik, oleh karena itu pengetahuan psikologi mengenai anak didik dalam proses pendidikan adalah hal yang perlu dan penting bagi setiap pendidik, sehingga seharusnya adalah kebutuhan setiap pendidik untuk memiliki pengetahuan tentang psikologi pendidik.
1.2  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pengertian psikologi ?
2.      Bagaimana arti psikologi sebagai ilmu ?
3.      Bagaimana aplikasi dan penerapan psikologi dalam pendidikan ?
4.      Apa saja yang menjadi konsep psikologi guru ?

1.3  Tujuan
1.      Mengetahui pengertian psikologi
2.      Mengetahui arti psikologi sebagai ilmu
3.      Mengetahui aplikasi dan penerapan psikologi dalam pendidikan
4.      Mengetahui konsep psikologi guru




BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Psikologi
Secara etimologis, istilah psikologis berasal dari bahasa Yunani Psychology yang merupakan gabungan., yaitu dari kata psyche berarti ”jiwa”, dan logos yang berarti ilmu. Jadi secara harfiah psikologi berarti ilmu jiwa, atau ilmu yang mempelajari tentang gejala- gejala kejiwaan. Istilah psyche atau jiwa masih sulit didefinisikan karena jiwa itu merupakan objek yang bersifat abstrak, sulit dilihat wujudnya, meskipun tidak dapat dimungkiri keberadaannya. Dalam beberapa dasawarsa ini istilah jiwa sudah jarang dipakai dan diganti dengan istilah psikis.
Psikologi atau ilmu jiwa yang mempelajari jiwa manusia, jiwa itu sendiri adalah roh dalam keadaan mengendalikan jasmani yang dapat dipengaruhi oleh alam sekitar, karena itu jiwa atau psikis dapat dikatakan inti dan kendali kehidupan manusia yang berada dan melekat dalam manusia itu sendiri (Pidarta, 2007).
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan psikologi adalah ilmu pengetahuan tentang proses mental dan perilaku seseorang yang merupakan manifestasi atau penjelmaan dari jiwa itu.
Namun apabila mengacu pada salah satu syarat ilmu yaitu adanya objek yang dipelajari maka tidaklah tepat mengartikan psikologi sebagai ilmu jiwa karena jiwa bersifat abstrak dan tidak bisa diamati secara langsung. Berkenaan dengan obyek psikologi ini, maka yang paling mungkin untuk diamati dan dikaji adalah manifestasi dan ekspresi dari jiwa/mental itu sendiri yaitu dalam wujud perilaku dan proses atau kegiatan individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Jadi, bisa diambil kesimpulan tentang definisi psikologi adalah ilmu pengetahuan yang yang mempelajari dan menganalisis prilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Psikologi pendidikan adalah studi yang sistematis terhadap proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan. Sedangkan pendidikan adalah proses pertumbuhan yang berlangsung melalui tindakan-tindakan belajar (Whiterington, 1982:10). Dari batasan di atas terlihat adanya kaitan yang sangat kuat antara psikologi pendidikan dengan tindakan belajar. Karena itu, tidak mengherankan apabila beberapa ahli psikologi pendidikan menyebutkan bahwa lapangan utama studi psikologi pendidikan adalah soal belajar.
Dengan kata lain, psikologi pendidikan memusatkan perhatian pada persoalan-persoalan yang berkenaan dengan proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan belajar. Karena konsentrasinya pada persoalan belajar, yakni persoalan-persoalan yang senantiasa melekat pada subjek didik, maka konsumen utama psikologi pendidikan ini pada umumnya adalah pada pendidik. Mereka memang dituntut untuk menguasai bidang ilmu ini agar mereka, dalam menjalankan fungsinya, dapat menciptakan kondisi-kondisi yang memiliki daya dorong yang besar terhadap berlangsungnya tindakan-tindakan belajar secara efektif.

a.      Sejarah Singkat Psikologi
Sejak zaman yunani kuno jiwa manusia sudah menjadi topik diskusi di kalangan ilmuan, para filosof dan para ahli fasal( phisiolologi). Pada masa ini psikologi masih menjadi bagian dari filsafat dan belum menjadi disiplin ilmu sendiri. Adapun para ahli filsafat kuno seperti Plato(427 – 347 SM),Aristoteles (384 – 322 SM), Socrates (469 – 399 SM), telah memikirkan hakikat jiwa dan gejala- gejalanya. Filsafat sebagai induk pengetahuan yang mencari hakikiat sesuatu dengan menciptakan pertanyaan dan jawaban secara aaterus-menerus sehingga mencapai pengertian yang hakiki tentang sesuatu. Pada zaman ini belum ada pembuktian secara empiris melainkan berbagai teori dikemukakan berdasarkan argumentasi logika belaka.
Pada abad pertengahan, psikologi masih merupakan bagian dari filsafat sehingga objeknya tetap hakikat jiwa. Tokoh-tokohnya antara lain, Rene Descartes ( 1596 – 1650) terkenal dengan teori tentang kesadaran, Gottfried Wolhelm Leibniz ( 1646 – 1716) dengan teorinya kesejahteraan psikofhisik (psychophysical parallelism) dan Jhon Locke dengan teori Tabula rasa yang mengemukakan bahwa jiwa anak yang baru lahir masih bersih seperti kertas putih yang belum di tulisi. Pada masa sebelumnya para ulama muslim pun sudah membahas masalah kejiwaan seperti Imam Al-Ghazali (wafat 505 H), Imam Fachruddin Ar- Razi (wafat 324 H) dan lain sebagainya. Pembahasan masalah psikologis merupakan bagian dari ilmu Ushuluddin dan ilmu Tasawwuf.
Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri  baru di mulai pada tahun 1879 ketika Wilhelm Wundt (1832 – 1920)mendirikan laboratorium psikologi pertama di kota Leipzig, Jerman. Secara garis besarnya sejarah psikologi dapat di bagi dalam dua tahap utama yaitu, masa  sebelum dan sesudah menjadi ilmu yang berdiri sendiri.
Dulu ketika para ahli filsafat masih menggunakan logika, para ilmu faal juga mulai menyelidiki gejala kejiwaan melalui eksperimen-eksperime. Walaupun mereka menggunakan metode ilmiah ataun dengan kata lain di sebut juga Empirisnamun mereka selidiki terutama tentang urat syaraf pengindraan (sensoris), syaraf penggerak(motoris). Dengan demikian gejala kejiwaan yang mereka selidiki hanya merupakan bagian dari objek ilmu faal. Tokohnya antara lain adalah: C Bell(1774 – 1842), F Magandie( 1758 – 1855) I.P Pavlov(1849 – 1936).
Masa sesudah psikologi menjadi ilmu yang berdiri sendiri merupakan masa dimana gejala kejiwaan dipelajari secara tersendiri  dengan metode ilmiah yang terlepas dari filsafat dan ilmu faal. Gejala kejiwaan di pelajari secara sistematis dan lebih bersifat objektif. Selain metode eksperimen digunakan pula metode instropeksi oleh W. Wundt. Dengan gelar kesarjanaan W. Wundt adalah bidang kedokteran dan hukum. Ia dikenal juga sebagai sosiolog dan filosof yang mengaku dirinya sebagai psikolog. Ia di anggap sebagai bapak psikologi, dan sejak itu  psikologi berkembang pesat dengan bertambahnya sarjana psikologi dan kearagaman pemikiran- pemikiran baru. Psikologi mulai bercabang ke dalam aliran baru.
b.      Pengertian Psikologi Menurut Beberapa Ahli
Ada banyak ahli yang mengemukakan pendapat tentang pengertian psikologi, diantaranya:
1.      Pengertian Psikologi menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 13 (1990), Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan binatang baik yang dapat dilihat  secara langsung maupun yang tidak dapat dilihat secara langsung.
2.      Pengertian Psikologi menurut Dakir (1993), psikologi membahas tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya.
3.      Pengertian Psikologi menurut Muhibbin Syah (2001), psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku yang bersifat psikomotor yang meliputi perbuatan berbicara, duduk , berjalan dan lain sebgainya, sedangkan tingkah laku tertutup meliputi berfikir, berkeyakinan, berperasaan dan lain sebagainya.
Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia, baik sebagai individu maupun dalam hubungannya dengan lingkungannya. Tingkah laku tersebut berupa tingkah laku yang tampak maupun tidak tampak, tingkah laku yang disadari maupun yang tidak disadari.
Dapat diketahui bahwa pengertian psikologi merupakan ilmu tentang tingkah laku. Pada hakekatnya tingkah laku manusia itu sangat luas, semua yang dialami dan dilakukan manusia merupakan tingkah laku. Semenjak bangun tidur sampai tidur kembali manusia dipenuhi oleh berbagai tingkah laku. Dengan demikian objek ilmu psikologi sangat luas. Karena luasnya objek yang dipelajari psikologi, maka dalam perkembangannya ilmu psikologi dikelompokkan dalam beberapa bidang, yaitu :
1.      Psikologi Perkembangan, yaitu ilmu yang mempelajari tingkah laku yang terdapat pada tiap-tiap tahap perkembangan manusia sepanjang rentang kehidupannya.
2.      Psikologi Pendidikan, yaitu ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam situasi pendidikan.
3.      Psikologi Sosial, ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam berhubungan dengan masyarakat sekitarnya.
4.      Psikologi Industri, ilmu yang mempelajari tingkah laku yang muncul dalam dunia industri dan organisasi.
5.      Psikologi Klinis, ilmu  yang mempelajari tingkah laku manusia yang sehat dan tidak sehat, normal dan tidak normal, dilihat dari aspek psikisnya.
6.      Psikologi Kepribadian, ilmu yang mempelajari perilaku individu khusus yang dilihat dari aspek-aspek kepribadiannya.
7.      Psikologi Abnormal, ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia yang tergolong abnormal.


2.2  Psikologi sebagai Ilmu
Psikologi sebagai ilmu merupakan pengetahuan yang di peroleh  dengan pendekatan ilmiah, dan merupakan pengetahuan yang di peroleh dengan penelitian-penelitian ilmiah. Oleh karenanya sebagai salah satu ciri psikologi sebagai suatu ilmu adalah berdasarkan data empiris di samping data tersebut di peroleh secara sistematis, ( Morgan, dkk,1984 ). Namun, lebih spesifik lagi psikologi lebih banyak di kaitkan dengan kehidupan organism manusia. Bruno (1987), membagi pengertian psikologi dalam tiga bagian yang pada prinsipnya saling berhubungan. Pertama psikologi adalah studi(penyelidikan) mengenai “ruh”. Kedua, adalah ilmu pengetahuan mengenai “kehidupan mental”. Ketiga, psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai “tingkah laku” organism.
Psikologi pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu ilmu karena didalamnya telah memiliki kriteria persyaratan suatu ilmu, yakni :
§ Ontologis; obyek dari psikologi pendidikan adalah perilaku-perilaku individu yang terlibat langsung maupun tidak langsung dengan pendidikan, seperti peserta didik, pendidik, administrator, orang tua peserta didik dan masyarakat pendidikan.
§ Epistemologis; teori-teori, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan dalil – dalil psikologi pendidikan dihasilkan berdasarkan upaya sistematis melalui berbagai studi longitudinalmaupun studi cross sectional, baik secara pendekatan kualitatif maupun pendekatan kuantitatif.

§ Aksiologis; manfaat dari psikologi pendidikan terutama sekali berkenaan dengan pencapaian efisiensi dan efektivitas proses pendidikan.

Dengan demikian, psikologi pendidikan dapat diartikan sebagai salah satu cabang psikologi yang secara khusus mengkaji perilaku individu dalam konteks situasi pendidikan dengan tujuan untuk menemukan berbagai fakta, generalisasi dan teori-teori psikologi berkaitan dengan pendidikan, yang diperoleh melalui metode ilmiah tertentu, dalam rangka pencapaian efektivitas proses pendidikan.
Psikologi sebagai suatu ilmu, mempunyai tugas-tugas atau fungsi-fungsi tertentu seperti ilmu-ilmu pada umumnya. Adapun tugas-tugas psikologi ialah:
a.   Mengadakan deskripsi, yaitu tugas untuk menggambarkan secara jelas hal-hal yang di bicarakan.
b.   Menerangkan, yaitu tugas untuk menerangkan keadaan yang mendasari terjadinya peristiwa-peristiwa tersebut.
c.   Menyusun Teori, yaitu tugas mencari dan merumuskan ketentuan-ketentuan mengenai hubungan antara peristiwa satu dengan peristiwa yang lain.
d.   Prediksi, yaitu untuk membuat ramalan mengenai hal-hal yang mungkin terjadi.
e.   Pengendalian, yaitu tugas untuk mengatur peristiwa-peristiwa atau gejala.
Secara garis besar, umumnya batasan pokok bahasan psikologi pendidikan dibatasi atas tiga macam :
1.  Mengenai belajar, yang meliputi teori-teori, prinsip-prinsip dan ciri khas perilaku belajar peserta didik dan sebagainya.
2. Mengenai proses belajar, yakni tahapan perbuatan dan peristiwa yang terjadi dalam kegiatan belajar peserta didik dan sebagianya.
3. Mengenai situasi belajar, yakni suasana dan keadaan lingkungan baik bersifat fisik maupun non fisik yang berhubungan dengan kegiatan belajar peserta didik.
Seperti yang dipaparkan di depan kerena psikologi merupakan suatu ilmu, maka dengan sendirinya psikologi juga mempunyai ciri-ciri seperti ilmu-ilmu yang lain seperti,
·         Objek tertentu
·         Metode pendekatan atau penelitian tertentu
·         Mempunyai riwayat atau sejarah tertentu
·         Sistematika yang teratur sebagai hasil pendekatan terhadap objek
Tujuan mempelajari psikologi:
·         Untuk membantu guru dan calon guru agar menjadi lebih bijaksana membimbing anak didiknya dalam hubungannya dengan proses pertumbuhan belajar.
·         Agar para guru dan calon guru memiliki dasar-dasar luas dalam mendidik pada umumnya, dan bidang keahliannya pada khususnya, sehingga anak didiknya lebih baik dalam belajar.
·         Agar para guru dan calon guru dapat menciptakan suatu sistem yang lebih efisien dengan jalan mempelajarinya dan menganalisis tingkah laku anak didik dalam proses-proses pendidikan yang berlangsung. 
Manfaat mempelajari psikologi pendidikan:
·         Bisa memahami anak didiknya dan untuk sampai pada tahap ini kita perlu mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anak sejak lahir.
·         Bisa mengetahui peristiwa-peristiwa yang mempengaruhi dalam setiap fase serta faktor yang menunjang dan menghambat potensi-potensi dasar yang memiliki anak serta intelegensi dan bakat sifat-sifat serta cirri-ciri kepribadian anak.
·         Bisa memahami hal-hal yang berhubungan dengan masalah belajar dan mengejar serta vareasi serta modelnya.

Ada 4 syarat psikologi sebagai ilmu, yaitu:
1.      Mempunyai objek
Objek psikologi ada 2 yaitu objek material dan objek formal. Objek material yaitu apa saja yang di bahas, di pelajari dan di selidiki yang ditentukan dan dijadikan sasaran pemikiran. Objek ini merupakan masalah pokok. Objek formal yaitu cara pandang, dan tinjauan peneliti terhadap objek material dan prinsip-prinsip yang digunakan. Objek ini yang membedakan ilmu satu dengan ilmu lain.
2.      Mempunyai ,metode
Cara kerja untuk memahami objek sasaran dan psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri dan telah menggunakan metode ilmiah. Sifat-sifat metode ilmiah yaitu objektif ( apa adanya), adekuat ( sesuai masalah dan tujuan), Reliable (dapat dipercaya dan infonya tepat), Valid (sesuai objek), Sistematis (urut atau tersusun dengan baik), Akurat (member data yang teliti).
3.      Sistematis
Psikologi mempunyai susunan yang baik dan benar. Berikut ada beberapa cabang psikologi yaitu:
a. Psikologi teoritis yaitu psikologi berdasarkan teori.Teori ini digunakan untuk memprediksi lalu teori ini digunakan untuk menjelaskan. Maka teori ini merupakan alat terpenting dari satu ilmu pengetahuan. Ada 2 kelompok psikologi teoritis:Psikologi umum psikologi ini mempelajari menguraikan dan menyelidiki aktivitas psikis manusia yang sifatnya umum.psikologi khusus psikologi yang mempelajari tingkah laku manusia pada situasi khusus.
b.  Psikologi praktis .Di sebut juga psikologi terapan yaitu psikologi yang mempelajari tingkah laku individu dalam kehidupannya. Tujuannya untuk menemukan prinsip-prinsip psikologi untuk memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan manusia. Adapun cabang-cabang psikologi praktis diantaranya : Psikologi perusahaan ( menyelesaikan masalah – masalah dalam perusahaan ) , Psikologi klinis dan bimbingan psikologi ( usaha para psikolog untuk menolong orang yang menderita).
4.   Universal
Psikologi itu harus berlaku untuk umum. Tidak hanya berlaku hanya pada satu cabang ilmu saja melainkan keseluruhan ilmu.


2.3  Aplikasi Psikologi

a.      Aplikasi Landasan Psikologi dalam Pendidikan

Pengertian Landasan Psikologis merupakan pemahaman terhadap peserta didik yang berkaitan dengan aspek kejiwaan. Karena merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan bagi seorang pendidik. Oleh karena itu, hasil kajian dan penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan.

Landasan psikologi memberikan sumbangan dalam dunia pendidikan. Kita ketahui bahwa Subjek dan objek pendidikan adalah manusia (peserta didik). Setiap peserta didik memiliki keunikan masing – masing dan berbeda satu sama lain. Oleh sebab itulah, kita sebagai guru memerlukan psikologi. Dengan adanya psikologi memberikan wawasan bagaimana memahami perilaku individu dalam proses pendidikan dan bagaimana membantu individu agar dapat berkembang secara optimal serta mengatasi permasalahan yang timbul dalam diri individu (siswa) terutama masalah belajar yang dalam hal ini adalah masalah dari segi pemahaman dan keterbatasan pembelajaran yang dialami oleh siswa. Psikologi dibutuhkan di berbagai ilmu pengetahuan untuk mengerti dan memahami kejiwaan seseorang.

Psikologi memiliki peran dalam dunia pendidikan baik itu dalam belajar dan pembelajaran. Pengetahuan tentang psikologi sangat diperlukan oleh pihak guru atau instruktur sebagai pendidik, pengajar, pelatih, pembimbing, dan pengasuh dalam memahami karakteristik kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta secara integral. Pemahaman psikologis peserta didik oleh pihak guru atau instruktur di institusi pendidikan memiliki kontribusi yang sangat berarti dalam membelajarkan peserta didik sesuai dengan sikap, minat, motivasi, aspirasi, dan kebutuhan peserta didik, sehingga proses pembelajaran di kelas dapat berlangsung secara optimal dan maksimal.

Pengetahuan tentang psikologi diperlukan oleh dunia pendidikan karena dunia pendidikan menghadapi peserta didik yang unik dilihat dari segi karakteristik perilaku, kepribadian, sikap, minat, motivasi, perhatian, persepsi, daya pikir, inteligensi, fantasi, dan berbagai aspek psikologis lainnya yang berbeda antara peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lainnya. Perbedaan karakteristik psikologis yang dimiliki oleh para peserta didik harus diketahui dan dipahami oleh setiap guru atau instruktur yang berperan sebagai pendidik dan pengajar di kelas, jika ingin proses pembelajarannya berhasil.
Beberapa peran penting psikologi dalam proses pembelajaran adalah :
1. Memahami siswa sebagai pelajar, meliputi perkembangannya, tabiat, kemampuan, kecerdasan, motivasi, minat, fisik, pengalaman, kepribadian, dan lain-lain
2. Memahami prinsip – prinsip dan teori pembelajaran
3. Memilih metode – metode pembelajaran dan pengajaran
4. Menetapkan tujuan pembelajaran dan pengajaran
5. Menciptakan situasi pembelajaran dan pengajaran yang kondusif
6. Memilih dan menetapkan isi pengajaran
7. Membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar
8. Memilih alat bantu pembelajaran dan pengajaran
9. Menilai hasil pembelajaran dan pengajaran
10. Memahami dan mengembangkan kepribadian dan profesi guru
11. Membimbing perkembangan siswa
Menurut Abimanyu (1996) mengemukakan bahwa peranan psikologi dalam pendidikan dan pengajaran ialah bertujuan untuk memberikan orientasi mengenai laporan studi, menelusuri masalah-masalah di lapangan dengan pendekatan psikologi serta meneliti faktor-faktor manusia dalam proses pendidikan dan di dalam situasi proses belajar mengajar. Psikologi dalam pendidikan dan pengajaran banyak mempengaruhi perumusan tujuan pendidikan, perumusan kurikulum maupun prosedur dan metode-metode belajar mengajar. Psikologi ini memberikan jalan untuk mendapatkan pemecahan atas masalah-masalah sebagai berikut:
1. Teori dan proses belajar
2. Hubungan antara teknik mengajar dan hasil belajar.
5. Perbandingan hasil pendidikan formal dengan pendidikan informal atas diriindividu.
6. Pengaruh kondisi sosial anak didik atas pendidikan yang diterimanya.
7. Nilai sikap ilmiah atas pendidikan yang dimiliki oleh para petugas pendidikan.
8. Pengaruh interaksi antara guru dan murid dan antara murid dengan murid.
9. Hambatan, kesulitan, ketegangan, dan sebagainya yang dialami oleh anak didik selama proses pendidikan
10.Pengaruh perbedaan individu yang satu dengan individu yang lain dalam batas kemampuan belajar
b.   Aplikasi Teori Psikologi dalam Teknologi Pendidikan
Psikologi memiliki berbagai cabang, Namun dalam teknologi pendidikan lebih memprioritaskan psikologi pendidikan dan psikologi belajar, karena teknologi pendidikan lebih membahas tentang tingkah laku atau subjek dari teknologi pendidikan adalah peserta didik.
1.  Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikan yaitu ilmu yang membahas segi-segi psikologi dalam lapangan pendidikan dimana psikologi pendidikan adalah studi ilmiah mengenai tingkah laku individu dalam situasi pendidikan. Tujuan psikologi pendidikan ialah mempelajari tingkah laku manusia dan perubahan tingkah laku itu sebagai akibat proses dari tangan pendidikan dan berusaha bagaimana suatu tingkah laku itu seharusnya diubah, dibimbing melalui pendidikan (Mustaqim, 2010)
Dengan demikian, psikologi pendidikan dapat diartikan sebagai salah satu cabang psikologi yang secara khusus mengkaji perilaku individu dalam konteks situasi pendidikan dengan tujuan untuk menemukan berbagai fakta, generalisasi dan teori-teori psikologi berkaitan dengan pendidikan, yang diperoleh melalui metode ilmiah tertentu, dalam rangka pencapaian efektivitas proses pendidikan.
Muhibbin Syah (2003) mengatakan bahwa “diantara pengetahuan-pengetahuan yang perlu dikuasai guru dan calon guru adalah pengetahuan psikologi terapan yang erat kaitannya dengan proses belajar mengajar peserta didik” Dengan memahami psikologi pendidikan, seorang guru melalui pertimbangan – pertimbangan psikologisnya diharapkan dapat :
1. Merumuskan tujuan pembelajaran secara tepat. Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru akan dapat lebih tepat dalam menentukan bentuk perubahan perilaku yang dikehendaki sebagai tujuan pembelajaran. Misalnya, dengan berusaha mengaplikasikan pemikiran Bloom tentang taksonomi perilaku individu dan mengaitkannya dengan teori-teori perkembangan individu.
2. Memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai. Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru dapat menentukan strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan mampu mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikan individu, jenis belajar dan gaya belajar dan tingkat perkembangan yang sedang dialami siswanya.
3. Memberikan bimbingan atau bahkan memberikan konseling.Tugas dan peran guru, di samping melaksanakan pembelajaran, juga diharapkan dapat membimbing para siswanya. Dengan memahami psikologi pendidikan, tentunya diharapkan guru dapat memberikan bantuan psikologis secara tepat dan benar, melalui proses hubungan interpersonal yang penuh kehangatan dan keakraban.
4. Memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik. Memfasilitasi artinya berusaha untuk mengembangkan segenap potensi yang dimiliki siswa, seperti bakat, kecerdasan dan minat. Sedangkan memotivasi dapat diartikan berupaya memberikan dorongan kepada siswa untuk melakukan perbuatan tertentu, khususnya perbuatan belajar. Tanpa pemahaman psikologi pendidikan yang memadai, tampaknya guru akan mengalami kesulitan untuk mewujudkan dirinya sebagai fasilitator maupun motivator belajar siswanya.
5. Menciptakan iklim belajar yang kondusif. Efektivitas pembelajaran membutuhkan adanya iklim belajar yang kondusif. Guru dengan pemahaman psikologi pendidikan yang memadai memungkinkan untuk dapat menciptakan iklim sosio-emosional yang kondusif di dalam kelas, sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman dan menyenangkan.
6. Berinteraksi secara tepat dengan siswanya. Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan memungkinkan untuk terwujudnya interaksi dengan siswa secara lebih bijak, penuh empati dan menjadi sosok yang menyenangkan di hadapan siswanya.
7. Menilai hasil pembelajaran yang adil. Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan dapat mambantu guru dalam mengembangkan penilaian pembelajaran siswa yang lebih adil, baik dalam teknis penilaian, pemenuhan prinsip-prinsip penilaian maupun menentukan hasil-hasil penilaian.


2.4  Konsep Psikologi Guru

Dalam proses belajar-mengajar dapat dikatakan bahwa ini inti permasalahan psikiologis terletak pada anak didik. Bukan berarti mengabaikan persoalan psikologi seorang pendidik, namun dalam seseorang telah menjadi seorang pendidik maka ia telah melalui proses pendidikan dan kematangan psikologis sebagai suatu kebutuhan dalam mengajar. Penguasaan guru tentang psikologi pendidikan merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai guru, yakni kompetensi pedagogik.

Muhibbin Syah (2003) mengatakan bahwa “diantara pengetahuan- pengetahuan yang perlu dikuasai guru dan calon guru adalah pengetahuan psikologi terapan yang erat kaitannya dengan proses belajar mengajar peserta didik” Guru dalam menjalankan perannya sebagai pendidik bagi peserta didiknya, tentunya dituntut memahami tentang berbagai aspek perilaku dirinya maupun perilaku orang-orang yang terkait dengan tugasnya, terutama perilaku peserta didik dengan segala aspeknya, sehingga dapat menjalankan tugas dan perannya secara efektif, yang pada gilirannya dapat memberikan kontribusi nyata bagi pencapaian tujuan pendidikan di sekolah.
Dengan memahami psikologi pendidikan, seorang guru melalui pertimbangan – pertimbangan psikologisnya diharapkan dapat :
1. Merumuskan tujuan pembelajaran secara tepat. Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru akan dapat lebih tepat dalam menentukan bentuk perubahan perilaku yang dikehendaki sebagai tujuan pembelajaran. Misalnya, dengan berusaha mengaplikasikan pemikiran Bloom tentang taksonomi perilaku individu dan mengaitkannya dengan teori-teori perkembangan individu.
2. Memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai. Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru dapat menentukan strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan mampu mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikan individu, jenis belajar dan gaya belajar dan tingkat perkembangan yang sedang dialami siswanya.
3. Memberikan bimbingan atau bahkan memberikan konseling. Tugas dan peran guru, di samping melaksanakan pembelajaran, juga diharapkan dapat membimbing para siswanya. Dengan memahami psikologi pendidikan, tentunya diharapkan guru dapat memberikan bantuan psikologis secara tepat dan benar, melalui proses hubungan interpersonal yang penuh kehangatan dan keakraban.
4. Memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik. Memfasilitasi artinya berusaha untuk mengembangkan segenap potensi yang dimiliki siswa, seperti bakat, kecerdasan dan minat. Sedangkan memotivasi dapat diartikan berupaya memberikan dorongan kepada siswa untuk melakukan perbuatan tertentu, khususnya perbuatan belajar. Tanpa pemahaman psikologi pendidikan yang memadai, tampaknya guru akan mengalami kesulitan untuk mewujudkan dirinya sebagai fasilitator maupun motivator belajar siswanya.
5. Menciptakan iklim belajar yang kondusif. Efektivitas pembelajaran membutuhkan adanya iklim belajar yang kondusif. Guru dengan pemahaman psikologi pendidikan yang memadai memungkinkan untuk dapat menciptakan iklim sosio- emosional yang kondusif di dalam kelas, sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman dan menyenangkan.
6. Berinteraksi secara tepat dengan siswanya. Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan memungkinkan untuk terwujudnya interaksi dengan siswa secara lebih bijak, penuh empati dan menjadi sosok yang menyenangkan di hadapan siswanya.
7. Menilai hasil pembelajaran yang adil. Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan dapat mambantu guru dalam mengembangkan penilaian pembelajaran siswa yang lebih adil, baik dalam teknis penilaian, pemenuhan prinsip-prinsip penilaian maupun menentukan hasil-hasil penilaian.
Guru dalam menjalankan perannya sebagai pembimbing, pendidik dan pelatih bagi para peserta didiknya, tentunya dituntut memahami tentang berbagai aspek perilaku dirinya maupun perilaku orang-orang yang terkait dengan tugasnya, terutama perilaku peserta didik dengan segala aspeknya–, sehingga dapat menjalankan tugas dan perannya secara efektif, yang pada gilirannya dapat memberikan kontribusi nyata bagi pencapaian tujuan pendidikan di sekolah.
Di sinilah arti penting Psikologi Pendidikan, dengan memahami psikologi pendidikan, seorang guru melalui pertimbangan-pertimbangan psikologisnya diharapkan dapat :
(a) Merumuskan tujuan pembelajaran,
(b) Memilih strategi atau metode pembelajaran,
(c) Memilih alat bantu dan media pembelajaran yang tepat,
(d) Memberikan bimbingan atau bahkan memberikan konseling kepada peserta didiknya,
(e) Memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik,
(f) Menciptakan iklim belajar yang kondusif,
(g) Berinteraksi secara bijak dengan peserta didiknya,
(h) Menilai hasil pembelajaran, dan
(i) Dapat mengadministrasikan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Selain itu,  dengan memahami Psikologi Pendidikan para guru juga dapat memahami dan mengembangkan diri-pribadinya untuk menjadi seorang guru yang efektif dan patut  diteladani. Penguasaan guru tentang psikologi pendidikan merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai guru, yakni kompetensi pedagogik.















BAB  III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan

Sebagai objek sasaran dalam proses belajar mengajar adalah anak didik sebagai manusia individu yang memiliki perilaku, karakteristik dan kemampuan yang berbeda satu sama lain, maka dalam proses belajar mengajar, seorang pendidik perlu memperhatikan faktor psikologi karena pendidikan sebagai suatu proses perubahan tingkah laku yang diperolah melalui belajar mengajar, tidak dapat dipisahkan dari psikologi. Guru sebagai pendidik/pengajar menjadi subjek yang mutlak harus memiliki pengetahuan psikologi sehingga proses belajar mengajar bisa berjalan dengan baik, setidaknya dalam meminimalisir kegagalan dalam menyampaikan materi pelajaran.

3.2  Saran

Dari kesimpulan di atas penyusun mempunyai saran mengenai pembahasan di atas yaitu:
·         Guru seharusnya lebih menguasai ilmu psikologi untuk mngetahui dan menganalisis keadaan siswa di sekolah.
·      Guru harus mengkonsepkan dirinya sendiri sebagai psikolog yang efektif dan diteladani.
·      Guru harus bisa mengaplikasikan dan menerapkan ilmu psikologinya,karena dengan begitu guru dianggap berkompeten dalam ilmu pedagogik.






DAFTAR PUSTAKA

http://sutondoscript.blogspot.com/2011/06/pengertian-dan-definisi-psikologi.html


http://www.slideshare.net/YudhaArataAyabito/makalah-psikologi


http://defathya.multiply.com/journal/item/746/Psikologi-Pendidikan-N-Guru