Pengertian Lingkungan Pendidikan
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia.
Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi
manusia menurut ukuran normatif. Disisi lain proses perkembangan dan
pendidikan manusia tidak hanya terjadi dan dipengaruhi oleh proses
pendidikan yang ada dalam sistem pendidikan formal (sekolah) saja.
Manusia selama hidupnya selalu akan mendapat pengaruh dari keluarga,
sekolah, dan masyarakat luas. Ketiga lingkungan itu sering disebut
sebagai tripusat pendidikan.
Dengan kata lain proses perkembangan pendidikan manusia untuk
mancapai hasil yang maksimal tidak hanya tergantung tentang bagaimana
sistem pendidikan formal dijalankan. Namun juga tergantung pada
lingkungan pendidikan yang berada di luar lingkungan formal.
Lingkungan secara umum diartikan sebagai kesatuan ruang dengan segala
benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta mahluk hidupa lainnya. Lingkungan dibedakan
menjadi lingkungan alam hayati, lingkungan alam non hayati, lingkungan
buatan dan lingkungan sosial.
Sebagai contoh saat berada di sekolah, lingkungan biotiknya berupa
teman-teman sekolah, bapak ibu guru serta karyawan, dan semua orang yang
ada di sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah
serta hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik
berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara
aktif dapat mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat.
Sedangkan lingkungan pendidikan dapat diartikan sebagai berbagai
faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap praktek pendidikan.
Lingkungan pendidikan sebagai berbagai lingkungan tempat berlangsungnya
proses pendidikan, yang merupakan bagian dari lingkungan sosial.
Jenis Lingkungan Pendidikan
Mengacu pada pengertian lingkungan pendidikan seperti tertulis
diatas, maka lingkungan pendidikan dapat dibedakan atau dikategorikan
menjadi 3 macam lingkungan, yaitu:
- Lingkungan Pendidikan Keluarga
Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang
pertama dan utama dialamai oleh anak serta lembaga pendidikan yang
bersifat kodrati orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat,
melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh adn berkembang dengan baik.
Pendidikan keluarga disebut pendidikan utama karena di dalam lingkungan
ini segenap potensi yang dimiliki manusia terbentuk dan sebagian
dikembangkan. Bahkan ada beberapa potensi yang telah berkembang dalam
pendidikan keluarga. Pendidikan keluarga dapat dibedakan menjadi dua
yakni :
1) Pendidikan prenatal (pendidikan sebelum lahir)
Merupakan pendidikan yang berlangsung selama anak belum lahir atau
masih dalam kandungan. Pendidikan prenatal lebih dipengaruhi kepada
kebudayaan lingkungan setempat. Sebagai contoh dalam masyarakat jawa
dikenal berbagai macam upacara adat selama anak masih ada dalam
kandungan seperti neloni, mitoni. Selain upacara-upacara adat untuk
menyelamati anak yang masih dalam kandungan dalam masyarakat jawa
dikenal juga berbagai macam sirikan (hal-hal yang harus dihindari)
selama anak masih dalam kandungan.
Dalam kehidupan yang lebih modern sekarang ini, terdapat pula model
pendidikan prenatal. Seperti mendengarkan lagu-lagu klasik selama anak
masih dalam kandungan, melakukan pemerikasaan rutin ke dokter kandungan
atau mengkonsumsi nutrisi yang baik bagi si jabang bayi adalah
contoh-contoh pendidikan prenatal dalam kehidupan modern.
Secara sederhana pendidikan prenatala dalam keluarga bertujuan untuk
menjamin agar si jabang bayi sehat selama dalam kandungan hingga nanti
pada akhirnya dapat terlahir dengan proses yang lancar dan selamat.
2) Pendidikan postnatal (pendidikan setelah lahir)
Merupakan pendidikan manusia dalam lingkungan keluarga di mulai dari
manusia lahir hingga akhir hayatnya. Segala macam ilmu kehidupan yang
diperoleh dari keluarga merupakan hasil dari proses pendidikan keluarga
postnatal. Dari manusia lahir sudah diajari bagaimana caranya tengkurap,
minum, makan, berjalan hingga tentang ilmu agama.
Sama seperti pendidikan prenatal yang tujuan adalah menjamin manusia
lahir ke dunia, pendidikan postnatal ditujukan sebagai jaminan agar
manusia dapat menjadi manusia yang baik dan tidak mengalami kesulitan
berarti selama proses manusia hidup.
Bagaimana manusia bersikap tentang segala macam lingkungannya di luar
lingkungan keluarag sangat tergantung pada bagaimana proses pendidikan
keluarga berlangsung. Dalam dunia modern seperti sekarang, bagaimana
pendidikan keluarga berlangsung tidak sepenuhnya tergantung pada orang
tua namun bisa juga dipengaruhi oleh orang lain yang notabene bukan
bagian dari keluarga. Ini bisa terjadi karena kesibukan orangtua maka
orangtua lebih cenderung untuk menyewa orang lain untuk merawat
(mengasuh) anaknya.
- Lingkungan Pendidikan Sekolah
Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam
keluarga, terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam
keterampilan. Oleh karena itu dikirimkan anak ke sekolah. Seiring dengan
perkembangan peradaban manusia, sekolah telah mencapai posisi yang
sangat sentral dan belantara pendidikan keluarga. Hal ini karena
pendidikan telah berimbas pola piker ekonomi yaitu efektivitas dan
efesiensi dan hal ini telah menjadi semacam ideologi dalam proses
pendidikan di sekolah.
Sekolah merupakan lingkungan baru bagi anak. Tempat bertemunya
ratusan anak dari berbagai kalangan dan latar belakang yang berbeda,
baik status sosial maupun agamanya. Di sekolah inilah anak akan
terwarnai oleh berbagai corak pendidikan, kepribadian dan kebiasaan,
yang dibawa masing-masing anak dari lingkungan dan kondisi rumah tangga
yang berbeda-beda.
Seorang pengajar adalah merupakan figur dan tokoh yang menjadi
panutan anak-anak dalam mengambil semua nilai dan pemikiran tanpa
memilah antara yang baik dengan yang buruk. Karena anak-anak memandang,
guru adalah sosok yang disanjung, didengar dan ditiru, sehingga pengaruh
guru sangat besar terhadap kepribadian dan pemikiran anak.
- Lingkungan Pendidikan Masyarakat
Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan lingkungan
keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini,
telah mulai ketika anak-anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari
asuhan keluarga dan berada di luar dari pendidikan sekolah. Dengan
demikian, berarti pengaruh pendidikan tersebut tampaknya lebih luas.
Corak dan ragam pendidikan yang dialami seseorang dalam masyarakat
banyak sekali, ini meliputi segala bidang, baik pembentukan
kebiasaan-kebiasaan, pembentukan pengertia-pengertian (pengetahuan),
sikap dan minat, maupun pembentukan kesusilaan dan keagamaan.
Lingkungan masyarakat atau lingkungan pergaulan anak biasanya adalah
teman-teman sebaya di lingkungan terdekat. Secara umum anak-anak
Indonesia merupakan anak “kampung” yang selalu punya “konco dolanan”.
Berbeda dengan anak kota yang sudah sejak dini terasing dari pergaulan
karena berada di lingkungan kompleks yang individualistik.
Pendidikan anak di jaman kesejagatan dan modern ini tidaklah mudah.
Di satu sisi jaman ini memberikan berbagai banyak kemajuan teknologi
yang memungkinkan anak-anak kita memperoleh fasilitas yang serba
“canggih” dan “wah”. Anak-anak sekarang sejak dini sudah mengenal HP,
camera, dan berbagai peralatan yang amat jauh dengan jaman “ aku si anak
singkong”. Kemajuan yang demikian cepat juga ditengarai membawa dampak
negatif seperti tersedianya informasi negatif melalui media masa dengan
teknologi yang sulit untuk dihindari. Misalnya: porno, kekerasan,
konsumerisme, takhayul, klenik dan kemusyrikan melalui berbagai media
informasi seperti internet, handphone, majalah, televisi dan juga vcd.
Berbagai kenyataan modernitas dan ketersediaan tersebut faktanya
tidak sulit bahkan setiap hari disediakan baik oleh keluarga, masyarakat
dan juga dunia informasi. Maraknya dunia periklanan memaksa informasi
beredar lebih mudah, lebih seronok dan juga lebih merangsang rasa ingin
tahu, rasa ingin mencoba sebagai akibat “rayuan maut” publikasi yang
memang dirancang secara apik oleh para ahli komunikasi dengan biaya yang
mahal dan dengan dampak meluas dan mendalam. Dapat dikatakan
informasi-informasi tersebut dapat lebih cepat hadir daripada sarapan
pagi kita, atau lebih cepat disantap daripada nasehat orang tua.
Informasi tersebut masuk melalui jendela-jendela ICT (information communication technology).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar